27 April 2019

Traveler Abal-Abal

Mengapa orang lain begitu mudah bisa berliburan ke luar negeri? Menikmati pemandangan seperti suasasana di walt disney bukanlah hal yang mustahil bagi mereka yang bisa berkunjung ke Richmond Village. Atau berjalan-jalan di hutan subtropis seperti salah satu setting film Hollywood bergenre action-fantasy. Mengapa mereka begitu beruntung bisa dengan mudah hinggap dan pergi ke tempat manapun seperti seekor capung? Sementara aku di sini hanya bisa melarikan diri dari kenyataan dengan menikmati indahnya pemandangan film di layar ponsel.


Sebenarnya aku juga ingin pergi ke Tasmania, sebuah kota di Australia yang ditampik oleh traveler karena menganggap Melbourne dan Sydney lebih menarik. Aku ingin melintasi desa-desa kecil di luar negeri dengan pemandangan gunung megah dan danau yang menyimpan air berwarna biru tosca. Di kaki bukit tumbuhlah rerumputan dengan warna kuning mendekati jingga. Lalu di ujung jalan ada kedai menyediakan makanan dan kudapan. Salju turun berbarengan dengan rasa lapar. Di kedai itu ada menu domba panggang, nasi biryani, stik kentang dan salad kepiting. Betapa nikmatnya kehangatan dalam suasana dingin.


Aku juga ingin berpose dengan pemandangan yang instagramble dan membuat video blog ala traveler keren. Tapi apalah daya, yang menjadi kendala utama adalah biaya. Aku harus berpikir ulang untuk memenuhi hasrat yg sama sekali bukan kebutuhan. Apa perlunya aku ke sana?


Perjalanan sejatinya bukan hanya soal foto-foto saja. Bukan hanya untuk bersenang-senang. Dalam perjalanan pasti ada banyak pelajaran dan manfaat yang bisa didapat. Seperti perjalanan guruku ke Singapore untuk mengisi acara bedah buku antologi puisinya. Beliau hanya berkutat di dalam hotelnya meski sebenarnya bisa dengan mudah besenang-senang  berbelanja di mall yang persis bersebelahan dengan tempatnya. Beliau menampik bukan karena sok suci, melainkan menimbang kembali besar manfaat dan tidaknya.


Setelah mendengar kisah guruku, aku lalu melihat kembali motivasi dan tujuan utamaku berjalan-jalan. Ada teguran keras yang menghentak kesadaranku; Berjalan-jalanlah selama kamu bisa meraup banyak manfaat!