10 Mei 2013

Peta Itu Telah Kutemukan...


“Lelaki dalam peta rahasia itu, kini telah berdansa denganku. Kami telah menyatu bersama nada-nada yang terdengar ke seluruh penjuru tata surya.”

Aku tidak pernah mengira bahwa surat untuk masa depanku telah benar-benar sampai di tanganmu secepat ini. Yang aku kira keinginan untuk menuliskannya sepertinya memang panggilan sebuah doa. Mungkin doamu untuk berjumpa denganmu atau doa kita yang sama dan serentak mendapat tiupan jawab dari Tuhan.

Sebenarnya, aku sempat tak percaya bahwa lelaki itu adalah kamu. Kamu yang hanya seorang sahabat tempatku berbagi segala yang kupunya dan menerima segala apa yang kau kata. Tetapi aku segera sadar bahwa hati ini telah dipilih olehmu.

Aku tidak pernah menyesal bahwa kamu tidak seperti yang kuharpkan. Tetapi aku selalu bersyukur ternyata kamu datang dengan memberikan segala yang kubutuhkan. Kamu memang tidak pandai bermain gitar, tetapi dari tanganmu mengalir irama alam yang membelai telingaku dengan lembut. Irama itu sesekali muncul saat aku tengah menghadapi persoalan yang rumit dalam keluarga ini. Ia menjadi semacam tawa anak-anak yang mucul dari udara. Kadang pula menyerupai nyanyian burung-burung di taman rahasia kami.

Kini, aku telah bersamamu. Menjadi bagian dari hidupmu, menjadi irama detak jantungmu, selalu.

Gubuk Cerita, Desember 2012