20 Juni 2011

Jalan Keluar

“Perjuangan butuh pengorbanan,
Pengorbanan butuh keikhlasan.”


Inilah jalan pertama yang begitu berliku dan harus kulalui dengan perjuangan dan keikhlasan. Jalanku yang tersendat-sendat lantaran aku serupa kapas yang diterjang angin. Aku sendirian dalam mengarungi perjalanan panjang menciptakan revolusi untuk organisasi KBM (Keluarga Besar Mahasiswa) di kampusku yang terkungkung oleh politik licik.

Beberapa minggu terakhir ini aku serasa diterjang badai. Entah mereka takut KBM tidak akan maju jika calon yang kuajukan jadi, atau ada maksud lain di balik politik mereka. Tetapi apakah mereka terlalu banyak menyimpan keraguan kepada mahasiswa selain kelompok mereka? Apakah mereka tidak bisa menyisakan sedikit kepercayaan untuk calon yang kuusung? Dan bahkan aku yakin dialah sosok pemimpin yang akan memberikan perubahan cerah bagi KBM. Sebab dia bukan hanya pilihanku, melainkan pilihan mayoritas mahasiswa yang menginginkan perubahan.

Aku harus diam saat partaiku ditolak oleh Tim Pemilu Kongres. Aku tidak boleh bersuara sedikit pun meski hanya untuk bertanya mengapa. Lalu batinku berontak: mengapa aku diangkat sebagai ketua partai jika aku tak punya hak untuk mengusung calon? Dan ketika calon yang kuajukan didiskualifikasi karena alasan tidak aktif selama satu priode, apakah aku harus mengikuti kehendak mereka untuk mengganti calon sesuai dengan perintah mereka? Sungguh alasan yang dibuat-buat dan aku lagi-lagi harus menjadi robot. Seolah aku tak punya ruang bebas untuk bergerak.

Aku masih tenang. Dan seharusnya aku memang sabar. Sebab aku yakin Tuhan pasti akan terus menaburkan ar-Rahman-Nya di saat-saat aku dalam keadaan rapuh seperti saat ini. Dia pasti tahu bagaimana cara memberikan yang terbaik untuk KBM. Maka aku tak ragu akan “kun-Nya” yang maha dahsyat untuk memberikan jalan keluar atas persoalan yang melanda.


(18.43 WIB)
Annuqayah Karang Jati, 18 Juni 2011