25 Februari 2023

Kenangan Bersama Nenek

Dulu, ketika masih kecil aku lebih sering tidur bersama nenek. Kenangan yang paling aku ingat adalah malam itu, listrik padam disertai hujan dan angin kencang. Nenek menyalakan semprongan, lampu khas masa lalu berbentuk tabung memanjang dari kaca yang dibawahnya berbentuk bulat berisi minyak tanah. Kalau nyamuk datang menyerang aku biasa menggunakan tabung kaca itu untuk menangkap mereka yang hinggap di kelambu atau di tembok. 


Nenek ke dapur sebentar dan kemudian datang membawa setoples cengkaruk, makanan dari nasi yang dikeringkan kemudian digoreng dan dibumbui. Mataku berbinar mengendus wangi bawang putih menguar dari toples itu. Aku memindahkannya ke dalam kendil kecil dan meletakkannya di atas dipan. Betapa nikmatnya mengunyah cengkaruk di atas ranjang saat padam dan hujan datang bersamaan.

 
Sebelum tidur, nenek suka berceloteh tentang banyak hal. Lebih sering tentang riwayat rumah kami yang dulunya adalah hutan. Katanya ada penjaga tak kasat mata. Kadang menampakkan diri menjadi seekor harimau. Tapi aku tidak takut, sebab kata nenek harimau itu manjaga keluarga kami dari bahaya. 


Nenek juga menjelaskan bahwa Ki Jahri, sanak famili kami, adalah pawang harimau itu. Ki Jahri memiliki cincin yang ketika diusap dengan doa akan mendatangkan makhluk astral itu. Aku percaya meski hingga kini tak pernah berjumpa. 


Sewaktu muda, nenek adalah perempuan cantik. Garis wajah beliau menunjukkannya. Sepasang mata belo dengan bulu lentik, hidung mancung, dan bibir tipis diperindah dengan tahi lalat tepat di atasnya, di ujung garis sebelah kiri. Aku tak meragukannya, sebab delapan anak beliau mewarisi garis indah itu. Hanya saja tak sampai kepadaku, sebab wajahku, katanya lebih mirip dengan keluarga ayah. Aku sedikit menyesal tapi telah kuterima wujudku apa adanya, sebagai anugerah terindah dari Tuhan. 


Nenekku yang cantik itu sekarang sudah tiada. Beliau wafat dua tahun yang lalu, tepat setahun setelah kepergian ibu. Belakangan, banyak yang berkisah dijumpai nenek di alam mimpi. Begitu juga diriku. Nenek datang mengenakan baju brokat berwarna hijau botol dengan kerudung putih panjang yang dikaitkan di leher. Wajah beliau berseri-seri seperti pengantin. Aku memeluknya seraya memohon maaf karena sering marah-marah menghadapi sikap ketuaan beliau yang selalu membingungkan. Semoga nenek diberikan tempat terindah di sisiNya. Amin... 

Ganding, 25 Februari 2023

Tidak ada komentar: