Seharusnya ku tatap wajahmu hari ini
bersama mekar bunga yang basah oleh gerimis
embun di pagi buta
Seharusnya ku tatap senyum mendalam detik ini
bersama nyanyian burung yang berpindah
dari ranting ke ranting
Seharusnya rindu ini telah tumpah
Saat dimensi mengadu gelas gelas kaca menjadi
pecah
Tapi terkadang harap itu musuh
Dan pertemuan ini adalah harap yang menikam
Guluk-Guluk, 18 Februari 2010
Bersama kepingan rindu
05 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Genap sembilan bulan sudah usia toko sembako Alfatihah yang dirintis suami atas dukungan penuh dari sahabatnya, Om Akbar. Beliau memberikan ...
-
Niat berkunjung ke rumah Ning An sudah lama saya agendakan. Seorang teman yang saya anggap guru karena segala apa yang terucapkan dari belia...
-
Tidak ada hidup yang instan. Semua berjalan mengikuti arus perjuangan. Langkah macam apa yang kita ambil turut menentukan hasilnya di masa d...
2 komentar:
ngaco kau, mana mau kompas muat cerita harian...
terserah kaulah!:-)
Posting Komentar