#1
Malam masih belum genap umur. Di atas meja tempat kau bergadang hanya cangkir berisi ampas kopi, mungkin telah sepi dari isi. Tapi gula dan bubuk kopi, yang menari-nari dalam toples menggoda sendok untuk beirama teng-teng-teng dalam gelas. Setelah itu, mereka akan melepas aroma lewat angin yang mengepul di atas air hangat, seperti umpan.
#2
Kau amati udara yang serta-merta sibuk berlarian ke dekat hidungmu. Juga kepada ruang sunyi penuh puisi. Semua sudah tak sabar menunggu. Sementara pupil dan retina memaksa untuk mengatup kelopak mata. Semua bersipandang tanpa aksara. Namun geming hati mereka penuh ancaman: kalau saja!
Kopi memang sungguh penuh candu dan rindu.
#3
Sebenarnya apa yang kau harapkan dari malam yang panjang ini? Setelah tumpukan gelas dan sisa-sisa kopi tumpah berhasil mengundang nyamuk-nyamuk. Mungkinkah kau tengah berharap adanya sebuah kenyataan dalam perjalanan malam?
Segalanya harus ada rencana dan tour yang jelas. Bukan sekedar harapan.
Apa kau mau tersesat dengan harap bersama kopi-kopimu?
Jawab!
#4
Kawan, malam masih panjang. Meski akhirnya ia akan tiba pada saatnya. Saat cangkir-cangkir berisi kopi tengah bersedia menjadi cermin dalam sebuah pesta. Akan kusiupkan secangkir kopi gula merah yang tak biasa untukmu. Lalu nikmatilah. Sendirian…
Gubuk Cerita
Guluk-Guluk, 11 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Dalam hidup kita membangun sebuah cerita. Ketika cerita itu berlalu ia berubah nama menjadi kenangan. Masing-masing kita memilikinya. Namun...
-
Selama menikah, kejutan dari suami hampir bisa dihitung jari. Bagi saya yang memang agak sedikit cuek dengan hadiah, itu adalah hal wajar. N...
-
Minggu ini saya sangat tertarik untuk membahas soal skincare bagus yang baru saya temukan. Saya mendapat rekomendasi dari seorang kawan yang...
1 komentar:
Judulnya mantap jaya dot com.. he..he..he
Posting Komentar